MARIKLAH KABUPATEN PEGUNUNGAN BINTANG DISTRIK PAMEK

Senin, Oktober 01, 2012

UDINUS: UNIVERTITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT S1

NAMA      : YESI YAFED SIMALYE
NIM          : D11.2012. 01446
FAKULTAS : KESEHATAN MASYARAKAT
ANGKTAN    : 2012/2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Langganan: Posting Komentar (Atom)

PERJUANGAN MASA DEPAN PAPUA

Awalnya Bunga Papua memulai persekolahan dengan mengajak anak-anak belajar menyanyi dan menari. Ternyata anak-anak sangat antusias, sehingga pada hari pertama yang hanya diikuti oleh 6 orang anak, bertambah pada hari selanjutnya hingga kini menjadi 53 orang (mayoritas asli papua). Kami tidak membatasi etnis dan agama, untuk mengenalkan anak-anak dengan pergaulan multikultur dan toleransi beragama. Kegiatan dilakukan di 3 kampung yang tergolong marginal, yaitu di Kampung Malanu Arter, Kampung Cengkeh dan Kampung Aspen. Proses belajar dilakukan di teras rumah penduduk, lesehan di atas tikar, dengan sebuah papan tulis dan beberapa alat belajar sederhana. Anak-anak belajar tanpa seragam, tanpa sepatu, demikian juga pengajarnya. Alat musik dan mainan bercorak papua lebih diutamakan untuk mengenalkan budaya dan potensi lokal kepada anak-anak. Bagi kami, meski sederhana, ilmu adalah yang utama.

NAMA - NAMA SISWA SMA THERESIANA 2 SEMARANG GAJAH MADA

No.	NISN	Nama	Kelamin	Tingkat
1	9931322116	Alion Belau	Laki-laki	11
2	9917211702	Ana Rosina Urmami	Perempuan	11
3	9933553222	Anton Irfan Sudjadi	Laki-laki	11
4	9920660259	Arinus Janampa	Laki-laki	11
5	9927919916	Bob Hardjanto	Laki-laki	11
6	9931322117	Dortheanus Wandik	Laki-laki	11
7	9940789874	Elvira	Perempuan	11
8	9941731561	Farida Yuliana Tanjung	Perempuan	11
9	9931655590	Grace Carolin Kayadu	Perempuan	11
10	9940227869	Gunawan	Laki-laki	11
11	9938330941	I Nyoman Robby Sugina	Laki-laki	11
12	9941730366	Jessica Kusyanto	Perempuan	11
13	9933553226	Jonathan Ryan Iskandar Daun	Laki-laki	11
14	9948332829	Leonaldy Saputra	Laki-laki	11
15	9941733010	MM.Novita Susianti	Perempuan	11
16	9921616560	Maria Chyntia Jayatri Setiawan	Perempuan	11
17	9948332830	Mega Andriani	Perempuan	11
18	9921630464	Melky Surya Atmaja Susilo	Laki-laki	11
19	9920580303	Nakum Alom	Laki-laki	11
20	9920580306	Natania Wandikbo	Perempuan	11
21	9920580307	Ones Miagoni	Perempuan	11
22	9920580302	Orgenes Deal	Laki-laki	11
23	9930560645	Patricia Ayu Savitri Juwono	Perempuan	11
24	9931655639	RA. Miranti Widya Arianti	Perempuan	11
25	9947056517	Richard Andixa Feredem	Laki-laki	11
26	9941734531	Satria Atmaja Prakasa Nusantara	Laki-laki	11
27	9000219547	Setiawan Adimasta	Laki-laki	11
28	9931322114	Theodora Magai	Perempuan	11
29	9931671076	Tri Wahyuni	Perempuan	11
30	9941730748	Ulvia Andita	Perempuan	11
31	9923618502	VINSENSIUS EKA PRAMUDITA SUGIONO	Laki-laki	11
32	9948332832	Veni Septiana	Perempuan	11
33	9905654492	Yesi Simalye	Laki-laki	11
34	9917211703	Yonius Ronal Wisal	Laki-laki	11
35	9948332827	Yuliana Purnamasari	Perempuan	11
36	9931322115	Yulianus Nilingame	Laki-laki	11
37	9926012461	Yulius Chandra Wijaya	Laki-laki	11
38	9905654491	Yupinus Tsunme	Laki-laki	11
39	9915612704	Alvin Kurniawan	Laki-laki	12
40	9948994975	Andretti Devy	Perempuan	12
41	9937511383	Angga Setiawan	Laki-laki	12
42	9923618309	DAVID ARIANTA KRISTANTO	Laki-laki	12
43	9916194576	DIDIK PRIYO SAPUTRO	Laki-laki	12
44	9927814616	Daud Jimmy Wicaksono	Laki-laki	12
45	9921634822	Dessy Dwi Rusiana	Perempuan	12
46	9933515156	Desti Ayu Rahmawati	Perempuan	12
47	9923312144	Eko Sulistianto	Laki-laki	12
48	9931672681	Ellena Tezha Nolita	Perempuan	12
49	9923618339	FELICIANA SUSANTO	Perempuan	12
50	9933553224	Filiani	Perempuan	12

SMA THRESIANA 2 SEMARANG INDONESIA

GURU-GURU SMA THERESIANA DAN ANAK PERJUANGAN MASA DEPAN

YESI.YAFED SIMALYE

Taman kanak-kanak dan sekolah dasar sekaligus asramanya ini didirikan setelah sang kepala suku menghibahkan sebagian sabana yang dulu biasa dipakai untuk perang antarsuku di Lembah Baliem.

“Perang sudah berakhir, sekarang zamannya pendidikan,” mungkin demikian yang terdapat dalam pikiran Mangkunik Lengka, kepala suku Dani, setelah ia berkenalan dengan PESAT belasan tahun silam. Kini TK dan SD Berasrama yang diberi nama “Baliem Terpadu” itu telah berdiri selama 14 tahun di desa pamek, kecamatan Pamek, dan anak-anak yang dibina sejak TK kini telah duduk di bangku kelas 1 SMA.

Layanan di bidang pendidikan yang dirintis PESAT sejak 1994 ini awalnya merupakan pendidikan non formal hingga tahun 1996, barulah pada 1997 hinga sekarang dijalankan pendidikan formal dengan pola asrama.

Pendidikan dgn pola asrama ini sebenarnya adalah sebagai upaya pemecahan masalah yang nampak ‘umum’ di sini bahwa lulus SD masih belum bisa membaca, menulis, dan berhitung. TK dan SD Berasrama Baliem Terpadu memiliki visi sebagai sekolah unggul dan ideal di kawasan pegunungan Jayawijaya, yang bertujuan mendidik dan memberdayakan anak Jayawijaya dengan melaksanakan kegiatan belajar-mengajar dan bimbingan secara efektif baik di sekolah maupun di asrama. Sistem pendidikannya diatur melalui manajemen mutu berbasis sekolah, berwawasan lingkungan (sosbudek+tek), dan berorientasi pada kecakapan hidup (life skill education)

Tahun ajaran 2007/2008 ada 161 anak SD yang dididik oleh 1 guru Kepala sekolah. Mereka adalah anak-anak dari berbagai suku yang berdiam di kab pegunungan bintang.Memang bukan perkara mudah untuk mendidik dan membina anak-anak dengan latarbelakang budaya yang masih tertinggal, akan tetapi dengan semangat dan kegigihan pelayanan maka tidak mustahil jika suatu hari kelak dari hasil pendidikan sekolah asrama ini akan muncul generasi baru anak Papua yang mampu membangun daerahnya sendiri.

Hal ini pun sudah mulai tampak ketika seorang murid kelas 5, Wenda (10 tahun), berhasil terpilih mewakili SD Baliem Terpadu dan kota Wamena untuk mengikuti Olimpiade Fisika di Jakarta. Ia adalah anak Lembah Anak kab. pegunungan bintang pertama yang datang ke Jakarta mengikuti ajang kompetisi ilmiah akbar tersebut. “Saya ingin jadi ilmuwan,” ujar Wenda sepulang dari Jakarta, dan.. Anda tau? itu adalah kalimat yang begitu asing di Papua.

Kehadiran PESAT di Lembah Baliem adalah untuk membawa keluar generasi bangsa di sana dari belenggu tirai keterbelakangan.